Di saat yang sama, F3 menuntun Jan-di untuk makan di restoran favorit mereka yang kebetulan juga merupakan tempat Jun-pyo dan Nyonya Kang berada. Begitu melihat Jun-pyo, Ji-hoo langsung membalikkan badan dan menyatakan niatnya untuk makan di tempat lain (sambil memberi isyarat pada Yi-jung dan Woo-bin.
Sempat kaget melihat kemunculan Ji-hoo yang tiba-tiba keluar lagi, ekspresi wajah Jun-pyo berubah saat menerima pesan gambar di ponselnya. Rupanya, seseorang mengirimkan foto kebersamaan Jan-di dan Ji-hoo di sebuah gondola.
Setelah acara selesai, Jun-pyo diajak asistennya Jung sang-rok untuk menemui rekan-rekan F3-nya namun pemuda itu menolak. Mau tidak mau, Tuan Jung bersiasat dengan Yi-jung dengan alasan pertemuan bisnis untuk 'memaksa' Jun-pyo. Begitu melihat tiga rekannya, wajah Jun-pyo tetap datar.
Begitu nama Jan-di disebut, Jun-pyo malah memberi respon yang bernada merendahkan gadis itu. Keruan saja Yi-jung marah, pemuda itu sempat meninju wajah Jun-pyo sebelum dua rekannya yang lain memisahkan. Ketika ditanya apa yang membuatnya berubah, dengan wajah serius Jun-pyo menjawab : 700 ribu pegawai yang bekerja di perusahaan Shinhwa.
Begitu F3 muncul, Jan-di langsung bisa menebak kalau Jun-pyo tidak mau menemuinya. Namun tekad gadis itu begitu kuat, ia berniat untuk mendengar sendiri dari mulut pria yang dicintainya tersebut. Tahu betapa besarnya harapan Jan-di, Ji-hoo menemui Jun-pyo dan meminta sang sahabat untuk bertemu dengan Jan-di walau hanya sebentar.
Saat fajar tiba, Ji-hoo sengaja mengajak Jan-di jalan-jalan keluar hotel dengan maksud menggiring gadis itu untuk menemui Jun-pyo. Namun, bisa dibayangkan betapa kecewanya Jan-di saat tahu Jun-pyo yang dicintainya telah berubah menjadi dingin.
Meski terluka, Jan-di berusaha menunjukkan wajah setenang mungkin saat keduanya berpamitan. Namun begitu memutuskan untuk naik gondola untuk menghabiskan waktunya, Jan-di tidak bisa lagi menahan air mata.
Begitu kembali kekamarnya, Jun-pyo tidak bisa lagi menahan emosi. Rupanya, apa yang dipertontonkan didepan Jan-di hanya kamuflase belaka. Begitu mendengar Nyonya Kang mengancam, Jun-pyo mengatakan dirinya bersumpah bakal meninggalkan semuanya bila Jan-di disakiti.
Ketika sedang berjalan-jalan, secara tidak sengaja Jun-pyo melihat Jan-di tengah mengagumi sepasang sepatu. Ia langsung berniat membeli sepatu tersebut, namun secara kebetulan benda tersebut juga diminati Jae-kyung. Bisa ditebak, keduanya langsung berebut untuk mendapatkan sepatu tersebut.
Tapi begitu sampai dirumah, yang dilakukan Jun-pyo hanyalah melihat layar komputernya dimana foto-foto Jan-di bertebaran. Ingatannya langsung melayang ke masa lalu saat masih kecil dan bersama sang ayah, dan dilema antara memilih Jan-di atau perusahaan membuat Jun-pyo semakin tertekan.
Keesokan harinya saat berniat pulang, Jan-di dan Ji-hoo bertemu dengan Ming, sahabat Ji-hoo. Sempat kecewa saat tahu keduanya hendak kembali ke Korea, Ming berhasil membujuk mereka untuk tinggal lebih lama. Diam-diam, Ming memperhatikan betapa besar perhatian Ji-hoo pada Jan-di.
Memutuskan untuk menyusul, Jun-pyo harus kecewa karena Jan-di sudah tidak ada dikamarnya dan mengira gadis itu sudah kembali ke Korea. Sayang ketika diberitahu akan keberadaan Jan-di oleh asistennya Tuan Jung, Jun-pyo menolak untuk menyusul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar